Sabtu, 14 April 2012

Neraka


NERAKA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Aqidah
Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Yusup, M.Ag.
                          

BAB I
PENDAHULUAN
            Uraian al-Qur’an tentang neraka sungguh mengerikan. Uraian itu menggambarkan sifat neraka, alat-alat penyiksaan yang digunakan, para penyiksa, makanan dan minuman penghuninya, serta hubungan antar mererka.
            Neraka adalah: “Api yang berkobar, mengelupaskan kulit kepala” (Q.S. al-Ma’arij [70]: 15-16). Dia adalah: “Api yang disiapkan Allah, berkobar dan (yang membakar) sampai kehati (yang dibakarnya), dia ditutup rapat atas mereka (sehingga mereka tidak dapat mengelak, apalagi) mereka (yang dibakar itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang” (Q.S. al-Humazah [104]: 6-9)[1]
            Ayat kedua di atas adalah sebagian dari sifat-sifat neraka yang digambarkan oleh al-Qur’an, selain itu masih sangat banyak, di makalah ini penulis juga akan menjelaskan sifat neraka dari hadits Nabi, hal ini karena posisi hadits Nabi sebagai penafsir dari al-Qur’an itu sendiri.
            Alasan utama mengapa permasalah neraka ini perlu dipaparkan adalah karena meskipun orang-orang islam sering berbicara tentang neraka, mereka ternyata tidak mengetahui bagaimana menyelamatkan diri darinya. Mereka betul-betul tidak peduli terhadap siksaan dan penderitaan menakutkan yang disediakan bagi para penghuni neraka.
            Selain itu, diharapkan agar makalah ini akan dijadikan renungan yang mendalam tentang keadaan di neraka, sehingga mereka merasa lebih ringan menghindarkan diri dari dosa, serta yang lebih penting lagi mereka mau melakukan perbuatan-perbuatan baik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gambaran Neraka
1.      Kedalaman Neraka
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan, bahwa Nabi ketika menggambarkan kedalaman neraka mengatakan: “Jika sebuah batu dijatuhkan kedalam neraka, ia memerlukan waktu tujuh puluh tahun untuk mencapai dasarnya.”
Sebuah riwayat lain dari Abu Hurairah menceritakan, ketika para sahabat sedang duduk menemani Nabi, tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu jatuh. Nabi bertanya: “Tahukah kamu apa itu?” Para sahabat dengan takzim menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi lalu berkata: “Itu adalah suara batu yang dijatuhkan Allah ke dalam neraka sekitar tujuh puluh tahun silam. Batu itu baru menyentuh tanah sekarang.”[2]
2.      Dinding Neraka
Nabi bersabda bahwa neraka dikelilingi empat dengan lebar masing-masing empat puluh tahun. Maksudnya, masing-masing dinding begitu lebarnya sehingga memerlukan waktu empat puluh tahun perjalanan terus-menerus tanpa henti.

3.      Gerbang Neraka
Al-Qur’an telah menyatakan tentang gerbang neraka:
Dan sesungguhnya neraka jahanam itu benar-benar merupakan ancaman bagi mereka (yang mengikuti syetan)semua, Neraka jahanam mempunyai tujuh gerbang, yang setiap gerbangnya telah ditetapkan bagi golongan tertentu di antara mereka. (Q.S. 15: 43-44)
Nabi Muhammad sendiri bersabda: “Neraka memiliki tujuh pintu, salah satunya disediakan bagi mereka yang menghunuskan pedang untuk melawan para pengikutku.”

4.      Kegelapan Neraka
Nabi bersabda: “Neraka telah menyala terus menerus selama seribu tahun. akibatnya, apinya berwarna merah. Api tersebut kemudian berkobar selama seribu tahun lagi, sehingga warnanya berubah menjadi putih. Kemudian api tersebut kembali menyala selama seribu tahun, sehingga warnanya menjadi hitam. Maka, warna api neraka adalah hitam sehitam malam yang kelam.” Sumber lain menyatakan bahwa api neraka tidaklah menyala berkilauan, melainkan warnanya selalu hitam. Sebuah riwayat otentik dari Bukhori dan Muslim mengabarkan bahwa Nabi bersabda: “Api dunia hanyalah 1/70 bagian dari api neraka.” Para sahabat berkata: “Itu cukup membuat (para pendosa) menjadi abu.” Nabi kemudian berkata: “Jika engkau menambahkan 69 derajat kepada api dunia barulah setara dengan api neraka.” Riwayat lain menyatakan bahwa jika para penghuni neraka berbaring dalam api dunia, mereka akan tidur nyenyak, sebab api dunia jauh lebih “dingin” dibandingkan api neraka.

5.      Siksaan Neraka
Nabi bersabda: “Hukuman terringan bagi para pendosa adalah sepatunya akan dipenuhi api, sehingga otaknya mendidih secara mengenaskan. Dia akan merasakan bahwa itulah hukuman terburuk, meskipun hanyalah tingkatan paling rendah dari siksaan neraka.”[3]

6.      Nama-nama Neraka[4]
a)      Neraka Hawiyah
Hawiyah adalah sebuah jurang yang sangat dalam, dan barang siapa yang terjatuh kedalamnya pasti tak bisa naik kembali ke atas. Perihal neraka Hawiyah ini Allah swt. telah berfirman:
وأما من خفت موازينه, فأمه هاوية, وما ادراك ما هية, نار حامية.
“Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu, apakah neraka Hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas.”[5]
b)      Neraka Ladza
Hal ini diilustrasikan Allah dalam sebuah firman-Nya:
كلا إنها لظى, نزاعة للشوى, تدعو من أدبر وتولى, وجمع فأوعى.
“Sekali-kali tidak demikian. Sesungguhnya siksa itu adalah neraka Ladza (api yang bergejolak), yang mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling dari agama. Serta mengumpulkan harta benda lalu menyimpannya.”[6]
c)      Neraka Sa’ir
Hal ini digambarkan Allah swt. dalam firman-Nya:
وأعتدنا لهم عذاب السعير
Dan Kami sediakan buat mereka siksa neraka yang menyala.”[7]
d)     Neraka Saqar
Hal ini tertera dalam firman Allah swt.:
سأصليه سقر, وما أدراك ما سقر, لا تبقي ولا تذر, لواحة للبشر, عليها تسعة عشر
Aku akan memasukkan ke dalam neraka Saqar. Tahukah kamu, apakah neraka Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas malaikat penjaga.”[8]
e)      Neraka Huthamah
Gambaran Huthamah adalah sebagaimana firman Allah swt.:
لينبذن في الحطمة, وما ادراك ما الحطمة, نار الله الموقدة, التي تتطلع على الأفئدة, إنها عليهم مؤصدة, في عمد ممددة.
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya benar-benar dia akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu, apakah Huthamah itu? Yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai hati. Sesungguhnya ditutup rapat di atas mereka, sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang.”[9]
7.      Ular dan Kalajengking
Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ada banyak ular berleher panjang di neraka. Jika salah satu dari mereka menggigit seorang pendosa, ia akan merasakan sakitnya selama selama empat puluh tahun (begitu dahsyat efek racunnya).” Beliau lebih jauh menyatakan: “Sungguh, ada banyak kalajengking di neraka yang berbentuk seperti bagal berpelana. Jika salah satu dari mereka menggigit penghuni neraka, ia akan terus menanggung sakitnya selama empat puluh tahun.” (HR. Ahmad)[10]
8.      Makanan dan Minuman Penghuni Neraka
a)      Darah Campur Nanah
“Maka, pada hari itu, tidak ada teman yang akan menemaninya. Dan tidak ada makanan selain darah camput nanah. Tidak ada yang memakannya melainkan orang-orang yang berdosa.” (Q.S. 69: 35-37)
b)      Tanaman Berduri
“Mereka akan makan dari pohon dari zaqum dan akan kamu penuhi perut-perut kamu dengannya. Lantas kamu akan minum dari air yang mendidih seperti halnya unta yang kehausan. Inilah jamuan bagi mereka pada hari pembalasan. (Q.S. 56: 52-56)
c)      Ghasaq (Nanah)
“Mereka merasakan kesejukan di dalamnya, dan tidak pula mendapat minuman. Selain air yang mendidih dan ghassaq. (Q.S. 78: 24-25)
d)     Cairan Logam
“dan jika mereka meminta air, akan diberikan kepada mereka cairan logam yang akan menghanguskan wajah mereka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat paling jelek. (Q.S. 18: 29)
e)      Air Nanah
“Diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap petunjuk, tetapi dia tidak juga mati; dan dihadapannya masih ada adzab yang berat. (Q.S. 14: 17)
f)       Air Mendidih
“dan penduduk neraka akan diberikan minuman air mendidih yang akan menghancurkan isi perut mereka.” (Q.S. 47: 15)
9.      Rantai yang Sangat Panjang
Al-Qur’an menyatakan:
“Peganglah dia, lalu belenggulah tangannya kelehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (Q.S. 69: 30-32)


BAB III
PENUTUP
            Keadaan dan situasi yang telah digambarkan di atas merupakan terjemahan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi. Karena itu gambaran di atas adalah benar dan nyata. Jika semua kita renungkan, termasuk dosa-dosa yang telah kita lakukan, maka tampak lebih mudah bagi kita mengubah jalan hidup kita. Manusia dapat meyakinkan dirinya tentang adanya siksa neraka, untuk kemudian mengarahkan dirinya melakukan perbuatan-perbuatan baik. Kendati demikian, ada satu persyaratan, yakni manusia harus memiliki keyakinan teguh terhadap kebenaran Allah dan rasul-Nya, serta memiliki kepercayaan bahwa keadaan di neraka merupakan hal yang tidak perlu diragukan.
            Akhirnya hanya orang-orang yang waspada dan ikhlas saja yang dapat mempersiapkan diri menghadapi kematian. Orang-orang semacam inilah yang dapat menghindarkan diri dari neraka; tidak terpengaruh jebakan kekayaan, kehormatan, kemegahan dan kekuasaan. Ketika seorang akan disiksa, dia tidak memperoleh keebebasan. Hatinya akan berbisik: “Aduh, kematian itu benar-benar mengakhiri segalanya, hartaku, kekayaanku, dan kebangsawananku, semuanya tidak bermanfaat.”
            Tidak tertarik mencari kenikmatan surga serta tidak peduli terhadap keselamatan neraka adalah sifat orang-orang bodoh. Nabi bersabda: “Berusahalah sedapat mungkin  meraih surga, dan jauhkanlah sedapat mungkin dari neraka.”





Daftar Pustaka
Marzuki, Ahmad Choiron. Qiamat Surga dan Neraka. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 1997.
Islam, Khawaja Muhammad. Mati itu Spektakuler. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2004.
Shihab, Muhammad Quraisy. Kehidupan Setelah Kematian Surga yang dijanjikan al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati. 2008.
           


[1] Quraisy Shihab, Kehidupan Setelah Kematian Surga yang dijanjikan al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2008), hlm. 163.
[2] Khawaja Muhammad Islam, Mati itu Spektakuler (Jakarta: Serambi, 2004), hlm. 203.
[3] Ibid... hlm. 204
[4] Choiron A. Marzuki, Qiamat Surga dan Neraka (Yogyakarta: Mitra pustaka, 1997), hlm. 194
[5] Q.S. al-Qari’ah: 8-11.
[6] Q.S. al-Ma’arij : 15-18
[7] Q.S. al-Mulk : 5.
[8] Q.S. al-Muddatsir: 26-30
[9] Q.S. al-Humazah: 5-9
[10] [10] Khawaja Muhammad Islam, Mati itu Spektakuler (Jakarta: Serambi, 2004), hlm. 208.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar