Rabu, 28 Maret 2012

Hadits Maudlu'

HADITS MAUDLU’
1.      Pengertian.
Hadits Maudlu’ secara etimologis mempunyai arti mengada-ada dan membuat-buat, sedangkan menurut terminologi Ulama’ hadits adalah sesuatu hadits yang dinisbahkan kepada Rasul saw. Secara mengada-ada dan dusta, yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau taqrirkan.
2.      Sebab-sebab Pemalsuan Hadits.
Di antara penyebab pemalsuan hadits adalah :
a)      Golongan-golongan politik.
Contoh:
b)      Mencari muka dihadapan para penguasa untuk mencari kedudukan atau mencari hadiah.
Contoh:
c)      Kebodohan mereka dalam ilmu agama disertai dengan adanya kemauan keras untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya.
Contoh:
3.      Ciri-ciri Hadits Maudlu’.
Ciri-ciri hadits maudlu’ dapat dilihat:
a)      Sanad.
Hal ini dapat diketahui karena pengakuan dari si-pembuat itu sendiri.
b)      Matan.
Ciri yang terdapat pada matan, dapat ditinjau dari segi makna dan dari segi lafadznya. Dari segi maknanya, maka makna hadits itu bertentangan dengan al-Qur’an, hadits mutawatir, dengan ijma’ dan dengan logika yang sehat.
4.      Usaha-usaha para Ulama’ dalam memberantas pemalsuan hadits.
a)      Mengisnadkan hadits.
b)      Meningkatkan perlawatan mencari hadits.
c)      Mengambil tindakan kepada para pemalsu hadits.
d)     Menjelaskan tingkah laku rawi-rawinya.
e)      Membuat ketentuan-ketentuan umum tentang klasifikasi hadits.
f)       Membuat ketentuan-ketentuan untuk mengetahui ciri-ciri hadits maudlu’.
5.      Kitab-kitab yang terkenal membahas hadits maudlu’.
a)      Kitab al-Maudlu’at, karya al-Jauzy.
b)      al-Laaly al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudlu’ah, karya Imam al-Suyuti.
c)      Tanzihu al-Syariah al-Marfu’ah ‘ani al-Ahadits al-Syani’ah al-Maudlu’ah, karya Ibnu Iraqi al-Kinani.
d)     Al-Israiliyyat wa al-Maudlu’at fi kutub at-Tafsir, karya Dr. Muhamad bin Muhamad Abu Syahbah.
6.      Contoh Hadits Maudlu’:
كأنك بالدنيا لم تكن, وبالاخرة لم تزل
Ini bukan hadits nabi, tapi perkataan umar bin abdul aziz (terdapat di kitab Al-Israiliyyat wa al-Maudlu’at fi kutub at-Tafsir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar